PROSES TERJADINYA GEMPA DI LOMBOK
Gempa merupakan suatu kejadian/cobaan yang terjadi kepada manusia yang diberikan oleh Allah swt supaya manusia bisa menerima dan mengingat Allah swt. yang bahwa Allah maha di atas segala-galanya.supaya manusia mau mengakui bahwa Allah itu satu dan tiada yang lain yang berhak untuk di sembah.karena allah maha mengetahui semua yang manusian kakukan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
"Saya juga instruksikan semua tenaga kesehatan di pulau Lombok untuk masuk dan bekerja, memastikan pelayanan kesehatan diberikan maksimal. Semua perangkat BPBD Pemda bersama TNI dan Polri, Badan SAR dan elemen masyarakat lain bekerja malam ini untuk menjangkau daerah yang diperkirakan paling terdampak yaitu Lombok Utara dan Lombok Timur," ujarnya.
Hingga saat ini, listrik terganggu di beberapa lokasi, sedang diupayakan normal kembali. Jaringan seluler juga terputus di beberapa tempat.
Pihaknya akan memberikan pelayanan pengungsian yang layak bagi para korban yang rumah tinggalnya hancur maupun rusak, dan pelayanan kedaruratan lain-lain untuk menunjang penghidupan pasca gempa hingga tercapainya pemulihan.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan menggunakan sumber informasi terpercaya resmi dari BMKG, BNPB, pemerintah daerah, kepolisian dan pihak berwenang lainnya.
Terkait dengan gempa yang terjadi pada 29 Juli, Pemerintah Provinsi NTB telah mengeluarkan perpanjangan penetapan status keadaan tanggap darurat sampai dengan 11 Agustus 2018.
"Kami mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air untuk turut membantu saudara-saudaranya di NTB dan wilayah terdampak gempa lainnya di Indonesia," .
"Mengingat pusat gempanya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli 2018 maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama atau main shock dari rangkaian gempa bumi sebelumnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu malam (5/8/2018).
Dia mengatakan, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram, dengan skala intensitas gempa VII MMI. Demikian dilansir dari Antara.
Sementara di wilayah Bima serta Denpasar dan Karangasem, Bali, skalanya lebih rendah berkisar V hingga VI MMI. Artinya menimbulkan kerusakan ringan terhadap bangunan yang memiliki standar konstruksi tahan gempa.
Berdasarkan analisis BMKG, guncangan gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah lain yaitu Kuta IV MMI serta Waingapu, Genteng, Situbondo, dan Malang dengan intensitas II hingga III MMI.
28 Kali Gempa
Guncanga gempa dengan skala intensitas II sampai IV MMI, menurut Dwikorita, seharusnya tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tahan gempa.
"Faktanya gempa bumi ini bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah di Lombok dan sebagian wilayah Bali. Kami masih mengumpulkan laporan dari lapangan tentang kondisi kerusakan termasuk dari BPBD setempat," ujar Dwikorita seperti dilansir dari Antara.
BMKG mencatat sedikitnya 28 kali gempa telah terjadi dengan intensitas yang semakin berkurang.
Warga yang kondisi rumahnya sama sekali tidak mengalami kerusakan sudah diimbau kembali ke rumah, meskipun harus terus waspada dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Mengingat pusat gempanya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli 2018 maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama atau main shock dari rangkaian gempa bumi sebelumnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu malam (5/8/2018).
Dia mengatakan, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram, dengan skala intensitas gempa VII MMI. Demikian dilansir dari Antara.
Sementara di wilayah Bima serta Denpasar dan Karangasem, Bali, skalanya lebih rendah berkisar V hingga VI MMI. Artinya menimbulkan kerusakan ringan terhadap bangunan yang memiliki standar konstruksi tahan gempa.
Berdasarkan analisis BMKG, guncangan gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah lain yaitu Kuta IV MMI serta Waingapu, Genteng, Situbondo, dan Malang dengan intensitas II hingga III MMI.
28 Kali Gempa
"Faktanya gempa bumi ini bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah di Lombok dan sebagian wilayah Bali. Kami masih mengumpulkan laporan dari lapangan tentang kondisi kerusakan termasuk dari BPBD setempat," ujar Dwikorita seperti dilansir dari Antara.
BMKG mencatat sedikitnya 28 kali gempa telah terjadi dengan intensitas yang semakin berkurang.
Warga yang kondisi rumahnya sama sekali tidak mengalami kerusakan sudah diimbau kembali ke rumah, meskipun harus terus waspada dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
JUMLAH KORBAN GEMPA DI LOMBOK
Jumlah korban yang tewas pada gempa tersebut adalah mencapai 82 orang. sebagian besar yang tewas di karenakan terkena timbunan bangunan. Adapun proses yang terjadi di lokasi pada saat terjadinya gempa adalah :
1. Korban luka banyak yang di rawat luar puskesmas dan di luar rumah sakit.
2. sudah terjadi 47X gempa susulan di Lombok.
3 TIM SAR gabungan fokus untuk pencarian terhadap korban.
No comments:
Post a Comment